Kisah Ibnu Umar dan Penggembala cilik

16 Feb 2024

Illustrasi cerita Kisah Ibnu Umar dan Penggembala cilik

Tema:

  • aqidah
  • inspiratif

Kisah ini disebutkan oleh Ibnu Jauzi rahimahullah dalam Kitab Sifatush-Shafwa, 2/188.

Nafi berkata, “Aku pergi bersama Ibnu Umar ke beberapa daerah di pinggir kota. Ikut pula beberapa orang, lalu mereka membuka hidangan untuk makan. Kemudian seorang anak penggembala melewati mereka. Maka Ibnu Umar berkata kepadanya, “Ayo nak, mari makan.” Anak tersebut berkata, “Saya sedang puasa.” Lalu Ibnu Umar berkata, “Pada hari panas seperti ini sedangkan engkau sedang menggembala kambing di antara pegunungan, engkau berpuasa?” Sang anak menjawab, “Aku ingin memanfaatkan waktu yang senggang.”

Ibnu Umar terpesona dengan anak tersebut, lalu dia berkata, “Apakah engkau bersedia menjual seekor kambing dari gembalamu, lalu akan kami sembelih dan kamu akan kami berikan makan dengan dagingnya lalu kami akan berikan uangnya.”

Dia berkata, “Ini bukan milik saya, tapi milik tuan saya.”

Ibnu Umar berkata, “Bukankah engkau dapat mengatakan kepadanya bahwa seekor srigala telah memangsanya.”

Lalu sang anak tersebut pergi sambil mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, “Di mana Allah?”

Maka Ibnu Umar selalu mengulang-ulang perkataan, “Si penggembala berkata, ‘Di mana Allah?’. Maka setelah tiba di Madinah, beliau mengirim utusan kepada tuan anak tersebut untuk membeli budak tersebut beserta gembalanya, lalu sang budak dimerdekakan dan hewan ternaknya diberikan kepadanya.Semoga Allah merahmatinya.” Sifatu Ash-Shafwah, 2/188

Hikmah Cerita

  • Seruan bersikap dermawan. Ibnu Umar tidak hanya hendak makan-makan dengan teman-temannya tanpa mengajak sang penggembala yang lewat di depannya. Tapi dia mengajaknya untuk makan bersama mereka. Maka seorang anak yang dermawan, jika dia membawa makanan ke sekolah, atau saat berwisata, maka dia seharusnya mengajak teman-temannya dan menawarkan mereka untuk makan bersama.
  • Ibnu Umar menguji amanah sang anak dan dia sangat kagum dengan jawabannya. Bahkan diriwayatkan dia menangis saat sang anak mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, ‘Di mana Allah?’
  • Adapula pelajaran lain yang sangat bermanfaat, yaitu membangun hubungan kepada Allah, rasa takut kepada-Nya baik sendiri maupun ramai, menumbuhkan perasaan selalu diawasi dalam diri. Sebagaimana ungkapan sang penyair

Cerita Terkait

Kisah Sya'ban dan rumahnya yang jauh dari masjid

14 Feb 2024

Disebutkan bahwa jarak rumah Sya’ban dengan Masjid Nabawi atau rumah Nabi adalah kira-kira tiga jam dengan berjalan kaki. Meski demikian, Sya’ban tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah bersama Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi.

Sifat Wara Imam Abu Hanifah

14 Feb 2024

Dikisahkan bahwa Imam Abu Hanifah rahimahulLah pernah menahan diri tidak memakan daging kambing. Hal itu beliau lakukan setelah mendengar bahwa ada seekor kambing milik tetangganya dicuri.

Kisah Abu Nawas dan Mimpi Buruk sang Raja

30 Jan 2024

Abu Nawas harus meninggalkan negeri dan tidak diperbolehkan kembali dengan cara berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat, atau menunggang hewan.

Kisah Imam Ahmad dan Penjual Roti

19 Jan 2024

Penjual roti kemudian menjelaskan, "(Lantaran wasilah istigfar), tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta Allah langsung terima, semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan."

Filosofi Bambu

12 Jan 2024

Seorang Guru pergi ke hutan bersama muridnya. Saat melewati lereng, kaki muridnya terpeleset dan dia mulai tergelincir ke bawah dengan cepat.

Mencari kebahagiaan hidup

05 Jan 2024

Suatu ketika, hiduplah seorang lelaki tua. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu orang paling malang di dunia. Penduduk desa sudah bosan dengan kesuraman yang terus-menerus, keluhan yang terus-menerus, dan suasana hati yang buruk yang tak henti-hentinya terpancar dari lelaki tua itu.