Kisah Abu Nawas dan Mimpi Buruk sang Raja

Cerita ini dimulai dengan mimpi buruk Raja Harun Al Rasyid yang menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri kelahirannya. Raja bermimpi bertemu seorang laki-laki tua yang mengatakan bahwa Abu Nawas adalah sumber kesialan dan harus diusir untuk menghindari bencana.

Abu Nawas harus meninggalkan negeri dan tidak diperbolehkan kembali dengan cara berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat, atau menunggang hewan.

Meskipun Abu Nawas tidak bersalah, ia harus meninggalkan negerinya. Dengan perasaan tidak berdaya, ia meninggalkan rumah dan istrinya dengan deraian air mata. Abu Nawas, dengan tenang, menerima takdirnya dengan lapang dada dan memulai perjalanan meninggalkan negeri tercinta.

Dalam perjalanannya yang panjang, Abu Nawas mengendarai keledainya dengan bekal yang semakin menipis. Meskipun diusir, Abu Nawas tetap optimis dan yakin bahwa Allah akan membantunya melewati kesulitan ini.

Setelah beberapa hari di negeri orang, rasa rindu pada kampung halaman mulai menyayat hati Abu Nawas. Meski begitu, ia tidak putus asa dan mencoba mencari cara kreatif untuk kembali tanpa melanggar aturan yang telah dibuat Sang Raja.

Pada hari ke-19, Abu Nawas pun mendapatkan ide untuk dapat kembali ke kampung halamannya dengan cara yang unik: bergelayut di bawah perut keledai.

Kembalinya Abu Nawas menjadi berita gembira di negerinya. Rakyat senang melihatnya kembali, tetapi Raja Harun Al Rasyid kecewa karena tidak bisa menjatuhkan hukuman padanya. Abu Nawas, dengan kepandaiannya, berhasil menghindari sanksi raja dengan cara yang tidak terduga.

Hikmah Cerita

• Tawakkal: Abu Nawas menunjukkan keyakinan dan kepercayaannya pada Allah saat menghadapi kesulitan. Ia yakin bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar dari setiap masalahnya
• Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah: Abu Nawas menggunakan kreativitasnya untuk menemukan cara unik kembali ke negerinya. Ini mengajarkan kita pentingnya berpikir kreatif dan mencari solusi yang tidak konvensional dalam mengatasi tantangan.