Sifat Wara Imam Abu Hanifah

14 Feb 2024, Ahmad.

Tema:

  • wara
  • inspiratif

TAKWA sejatinya melahirkan salah satu sikap mulia, yakni wara’  (selalu bersikap hati-hati karena khawatir terjerumus ke dalam dosa). Terkait sikap wara’  ada kisah menarik.

Dikisahkan bahwa Imam Abu Hanifah rahimahulLah pernah menahan diri tidak memakan daging kambing. Hal itu beliau lakukan setelah mendengar bahwa ada seekor kambing milik tetangganya dicuri.

Beliau menahan diri tidak memakan daging kambing selama beberapa tahun sesuai dengan usia kehidupan kambing pada umumnya hingga diperkirakan kambing itu telah mati (Syu’aib bin Saad al-Harifis, Ar-Rawdh al-Faiq, hlm. 215).

Boleh jadi Imam Abu Hanifah rahimahulLaah bertindak demikian karena beliau khawatir–tanpa sepengetahuannya–kambing itu diperjualbelikan di pasar atau di tengah-tengah masyarakat. Lalu ia tidak sengaja memakan daging kambing curian tersebut.

Begitulah Imam Abu Hanifah rahimahulLaah. Beliau memiliki sikap wara’ yang luar biasa.  Sikap wara’ tentu muncul dari besarnya rasa takut kepada Allah SWT.

Cerita lainnya terkait sifat wara' Imam Abu Hanifah diceritakan oleh Yazid bin Harun, dia berkata “Saya belum pernah mendengar ada seseorang yang lebih wara’ dari pada Imam Abu Hanifah. Saya pernah melihat beliau pada suatu hari sedang duduk di bawah terik matahari di dekat pintu rumah seseorang. Lalu saya bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hanifah! Apa tidak sebaiknya engkau berpindah ke tempat yang teduh?”

Beliau menjawab, “Pemilik rumah ini mempunyai hutang kepadaku beberapa dirham. Maka, saya tidak suka duduk di bawah naungan halaman rumahnya.” Sikap Imam Abu Hanifah ini karena beliau takut seakan mengambil untung dari hutang, yang adalah perbuatan riba.

Hikmah Cerita

  • Amal yang paling utama adalah senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah, baik dalam kesunyian (kesendirian) maupun dalam keramaian. (Ibnu Rajab, Fath al-Bari, 4/36).
  • Rasa takut kepada Allah SWT akan melahirkan sikap wara’ (hati-hati), tidak saja terhadap perkara-perkara yang haram, tetapi juga terhadap perkara-perkara yang syubhat. 

Cerita Terkait