Tema:
- motivasi
- kisah-nyata
“Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari&Ahmad)
Di sela waktu luangnya, seorang Raja berjulukkan Kisra Anusyirwan bersama pengawalnya keluar istana untuk sekedar melihat kondisi rakyatnya. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang petani tua renta tengah menanam pohon zaitun.
Sang Raja berhenti sejenak sambil memperhatikan apa yang tengah diperbuat oleh lelaki tua itu. Sang raja berkata dalam hati, "Lelaki itu telah melakukan pekerjaan sia-sia. Karena, Jika pun pohon zaitun itu tumbuh besar dan berbuah, lelaki tua itu tidak mungkin dapat menikmatinya, karena pada saat itu ia sudah tiada".
Raja pun kemudian mendekat dan bertanya kepada sang petani, "Wahai Syaikh, kukira saat ini sudah bukan lagi masanya untukmu menanam pohon zaitun. Pohon ini adalah jenis tanaman yang lama masa tumbuh dan berbuahnya, sedangkan usiamu sudah sangat tua".
Sang kakek menjawab, "Wahai Raja, orang-orang sebelum kita telah menanam berbagai tanaman dan buah-buahan yang mereka sendiri kadang tidak menikmatinya. Namun, lihatlah sekarang, kita ikut menikmatinya. Jadi, kalau kita menanam berbagai macam tanaman dan buah-buahan hari ini, siapa tahu anak cucu kita juga akan ikut menikmatinya seperti kita menikmatinya hari ini,"" ungkap si kakek. Mendengar ucapan sang petani tua itu, Raja begitu kaget dan kagum atas jawaban tersebut. Seketika ia memberikan pujian atas kekagumannya dengan mengatakan, "zih" (sebuah pujian di tanah Persia).
Sudah menjadi tabiat Raja yang telah diketahui seluruh penduduk negeri, apabila ia telah memberikan pujian kepada seseorang, maka orang itu akan diberinya hadiah berupa uang yang cukup bernilai. Dengan segera, pengawal pun memberikan dinar kepada sang petani tua.
Setelah menerima hadiah dari sang Raja, Petani renta itu pun berkata sambil menunjukkan kepingan dinar yang diberikan Raja, "Wahai Raja, cobalah lihat. Pohon ini baru saja ditanam dan langsung 'berbuah'."
"Benar sekali," kata Kisra Anusyirwan. Karena kagum dengan ungkapan sang kakek, Raja pun memberikan lagi sejumlah dinar kepada kakek tersebut.
Kemudian petani tua itu berkata lagi, "Wahai Raja, setiap tanaman pada umumnya hanya berbuah sekali dalam setahun. Tetapi, hari ini, tanaman saya ini berbuah dua kali hanya dalam beberapa menit saja."
"Zih, benar juga,"" kata Kisra Anusyirwan membenarkan untuk ketiga kalinya. Kemudian Kisra memberikan sejumlah dinar lagi untuk yang ketiga kalinya kepada kakek tua tersebut.
Kemudian Kisra memerintahkan kepada anak buahnya untuk segera meninggalkan kakek petani tua tersebut, "Sebaiknya kita cepat pergi dari sini, karena kalau tidak, semua dinar yang kita bawa akan habis,"" tegas Kisra pada anak buahnya.
Hikmah cerita
- Tidak semua kebaikan yang dilakukan oleh seseorang akan berbalas hari ini juga. Kebaikan sebagai energi positif akan selalu mendatangkan kebaikan-kebaikan yang lain, meski tidak mesti hari ini.
- Ketika amal kebaikan itu hanya dimaksudkan untuk mencari kepentingan di dunia, ketika mati ia akan ikut mati. Maka carilah akhirat disetiap amal, maka ia akan terbawa ke akhirat nanti.
- Kecerdasan sebagian adalah cerminan hati yang arif. Maka asahlah hati pula, agar kecerdasan menjadi sempurna.