Tema:
- kasih-sayang
- sabar
Di suatu pagi yang tenang, Rasulullah ﷺ sedang berjalan menuju masjid. Di salah satu jalan yang biasa beliau lewati, ada seorang wanita tua yang selalu menaruh duri-duri dan sampah di jalan yang dilalui Rasulullah ﷺ. Dia melakukannya setiap hari dengan harapan Rasulullah ﷺ akan terluka atau setidaknya merasa terganggu. Namun, Rasulullah ﷺ tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Beliau dengan sabar tetap melewati jalan tersebut tanpa keluhan dan selalu membersihkan duri-duri tersebut jika menemukannya.
Suatu hari, Rasulullah ﷺ mendapati jalan itu bersih, tidak ada duri atau sampah seperti biasanya. Merasa heran, beliau bertanya kepada orang-orang di sekitarnya tentang wanita tua tersebut. Mereka memberitahu bahwa wanita itu sedang sakit keras dan tidak bisa keluar dari rumahnya.
Mendengar kabar tersebut, Rasulullah ﷺ tanpa ragu memutuskan untuk menjenguk wanita itu. Ketika Rasulullah ﷺ tiba di rumahnya, wanita itu terbaring lemah di atas ranjang. Dia sangat terkejut melihat Rasulullah ﷺ datang ke rumahnya. Dalam benaknya, dia tidak pernah membayangkan orang yang dia sakiti setiap hari justru datang untuk menjenguknya.
Dengan penuh kelembutan, Rasulullah ﷺ menanyakan kabar kesehatannya dan menawarkan bantuan. Wanita itu, yang selama ini diliputi kebencian, merasa sangat malu dan terharu. Dengan suara lemah, dia berkata, “Mengapa engkau datang menjengukku, padahal aku selalu berbuat buruk kepadamu?”
Rasulullah ﷺ tersenyum dan menjawab, “Karena dalam Islam, kami diperintahkan untuk memaafkan dan berbuat baik, bahkan kepada orang yang berbuat buruk kepada kami.” Mendengar kata-kata Rasulullah ﷺ , wanita itu terdiam. Hatinya yang selama ini dipenuhi kebencian mulai luluh. Dia mulai menyadari betapa mulianya akhlak Rasulullah ﷺ ,yang selalu memaafkan dan tidak pernah menyimpan dendam.
Beberapa hari kemudian, setelah sembuh, wanita tua itu menemui Rasulullah ﷺ dan menyatakan keinginannya untuk memeluk Islam. Kebaikan dan kesabaran Rasulullah ﷺ telah mengubah hatinya, dan dia menyadari bahwa hanya seseorang dengan akhlak setinggi itu yang pantas diikuti.
Hikmah Cerita
- Pentingnya memaafkan dan berbuat baik, meskipun kepada orang yang selalu berbuat buruk kepada kita. Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa dengan kesabaran dan kebaikan, kita bisa mengubah kebencian menjadi cinta.
- Kebaikan yang tulus tidak pernah sia-sia. Ketulusan dalam berbuat baik kepada orang lain, tanpa mengharapkan balasan, adalah salah satu ciri utama dari akhlak yang mulia. Hal ini tidak hanya membawa kebaikan bagi diri kita sendiri, tetapi juga bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain.
Cerita Terkait
Kisah Imam Ahmad mempertahankan Aqidah yang lurus
28 Feb 2024
Kemudian Imam Ahmad berkata, "Apakah ada manfaatnya bagimu dengan menyiksa saudara Muslim padahal Allah telah berfirman barangsiapa memaafkan dan membuat perbaikan maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim."
Pemerah Susu dan Embernya
07 Jan 2024
Seorang pemerah susu, memerah susu sapinya dan mendapatkan dua ember penuh susu segar yang segar. Dia menaruh kedua ember susu pada sebatang tongkat dan berangkat ke pasar untuk menjual susu. Saat berjalan menuju pasar, pikirannya membayangkan kekayaan.
Kebaikan menyadarkan kejahatan
02 Jan 2024
Pada suatu hari ada seorang kakek tua yang memiliki pohon pepaya berbuah matang. Pohon pepaya tersebut dirawat dari kecil hingga bertumbuh dan menghasilkan buah. Akan tetapi buah yang dihasilkan dari pohon pepaya tersebut sangat sedikit
Kasih sayang petani tua pada anaknya
29 Des 2023
Seorang petani telah sangat tua sehingga tidak dapat lagi menggarap ladangnya. Dia menghabiskan harinya dengan duduk di teras. Anaknya, yang masih bekerja di pertanian, sesekali mendongak dan melihat ayahnya duduk di sana. “Dia tidak ada gunanya lagi,” pikir anak itu dalam hati, “dia tidak melakukan apa pun!”